The Body Shop Indonesia menghadirkan Change-making Beauty Store , sebuah beauty store yang terbuat dari sampah di Mal Kota Kasablanka. Suzy Hutomo, Executive Chairperson & Owner The Body Shop Indonesia menyampaikan konsep gerai terbaru tersebut menggunakan 100% materi yang dipakai terbuat dari bahan-bahan yang berkelanjutan (sustainable).

Reuse, recycle dan upcycle merupakan konsep yang bisa dibuat menjadi indah dan artistik, bermanfaat serta membantu mengurangi sampah,” ujarnya.

The Body Shop juga berkolaborasi dengan social impact business partners yang memiliki visi misi sama tentang sampah dan sustainability. Menurutnya, Social Impact Business Partner merupakan salah satu kunci terpenting yang memungkinkan perusahaannya melahirkan Change-making Beauty Store yang pertama di Mal Kota Kasablanka ini. Barang-barang olahan dari sampah antara lain tatakan dan wadah untuk memajang produk yang terbuat dari puntung rokok. Barang-barang ini dibuat oleh Parongpong Raw Lab, organisasi daur ulang dan manajemen sampah pertama di Indonesia yang mengolah sampah menjadi barang secara terintergrasi berbasis komunitas yang didirikan oleh Rendy Aditya Wachid.

Selain itu, kolaborasi dalam mengolah sampah menjadi barang yang bernilai juga dilakukan bersama dengan eCollabo8 yang mempunyai visi mengumpulkan sebanyak mungkin sampah plastik sehingga dapat didaur ulang kembali menjadi barang-barang yang memiliki kegunaan seperti tatakan, cermin, gantungan, dan lain-lain. Di Change-making Beauty Store ini eCollabo8 membuat meja display serta wadah makeup dari kemasan botol plastik bekas The Body Shop® yang dikembalikan oleh konsumen dalam kerangka program Bring Back Our Bottle.

Kevin Vignier yang mendirikan eCollabo8 sejak tahun 2019 mengatakan, eCollabo8 bangga menjadi bagian dari gerakan perubahan bersama The Body Shop. Kolaborasi yang telah terjalin selama ini memungkinkan untuk mendaur ulang banyak sekali botol plastik setiap bulannya menjadi barang yang berguna dan memiliki nilai tambah. “Kami ikut mendorong konsumen The Body Shop untuk sebanyak-banyaknya mengembalikan kemasan botol plastik bekas sehingga gerakan perubahan ini terus berlanjut,”ujarnya.

Selain terbuat dari bahan-bahan yang berkelanjutan, di dalam Change-making Beauty Store ini terdapat Act Corner yang merupakan bagian terpenting dalam peran menyuarakan perubahan gaya hidup menjadi lebih berkelanjutan. “Kami ingin memberikan pengalaman berbelanja yang memiliki nilai tersendiri dan tidak hanya bersifat transaksional,” ungkapnya.

Aryo Widiwardhono, CEO The Body Shop Indonesia menambahkan bahwa kolaborasi bersama Social Impact Business Partners merupakan elemen yang sangat penting agar semua dapat bersinergi dan menjadi agents of change. Tujuannya untuk menyelamatkan Bumi dari kondisi darurat sampah, terutama sampah plastik yang memberikan berbagai dampak negatif yang sangat signifikan terhadap kelestarian planet, di antaranya adalah perubahan iklim.

“Konsep sustainability yang menjadi komitmen The Body Shop makin terasa dampaknya terhadap lingkungan. Mulai dari bahan dasar alaminya yang dibeli dari berbagai komunitas petani yang berkelanjutan, proses pembuatan, packaging, sampai gerainya sudah mengusung konsep sustainability,” kata Aryo.

Sebelumnya, perusahaan juga telah meluncurkan kampanye Bring Back Our Bottle sejak tahun 2008. Hasilnya, pihaknya telah berhasil mengumpulkan lebih dari 9 juta kemasan yang kembali dari konsumen.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


link

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *